Ada banyak bukti yang menunjukkan peranan wanita dalam medan perang, hal ini digambarkan dalam kitab-kitab hadits yang menggambarkan tentang tugas wanita dalam medan perang, diceritakan bagaimana keberanian muslimah dalam medan perang selama masa Rasulullah saw., diantaranya, :
-
Merawat Orang-Orang Yang Terluka
Diriwayatkan oleh Abu Hazim, Sahl bin Sa’ad bertanya tentang luka Rasulullah saw., Beliau bersabda, “Fathimah, anak perempuan Rasul (pada ketika perang), melakukan tugas untuk membersihkan luka dan Ali bin Abi Thalib menuangkan airnya. Ketika Fathimah melihat bahawa luka tersebut ada gangguan perdarahan, maka dia mengambil potongan kain lalu membakarnya, kemudian memasukkan abu tersebut ke dalam luka sehingga darah (pada luka) boleh membeku (dan perdarahan berhenti). Suatu hari gigi taringnya (Ali) patah dan mukanya terluka , topi bajanya patah tepat pada kepalanya.” (Al-Bukhari)
-
Menyediakan Air Bagi Yang Haus
Diriwayatkan oleh Anas r.a., “Suatu hari dalam perang Uhud ketika sebahagian orang berundur dan meninggalkan Rasulullah, saya melihat Aisyah binti Abu Bakar dan Ummu Sulaim dengan menyinsing baju mereka, terdengar letusan di sekitar mereka, mereka tampak terburu-buru dengan membawa air (dalam riwayat lain disebutkan mereka membawa air di punggung mereka). Kemudian menuangkan air tersebut dan meminumkannya kepada orang-orang yang haus dan mereka kembali memenuhi air lagi serta datang kembali untuk menuangkan air dan meminumkannya kepada orang-orang lagi.” (Al-Bukhari)
- Menyiapkan Makanan Bagi Para Mujahidin
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah r.a., “Ketika terjadi penggalian parit, saya melihat Rasulullah berada dalam keadaan lapar. Saya pulang untuk menemui isteriku dan berkata kepadanya, “Apakah kamu memiliki sesuatu (untuk dimakan) kerana saya melihat Rasulullah berada dalam keadaan lapar.” Dia membawakan kepadaku sebuah bekas yang berisi dari sejenis gandum dan kita memiliki binatang yang aku sembelih kemudian isteriku memasak sejenis gandum tadi dan dia menyelesaikannya tepat waktu, aku pun menyelesaikan pekerjaanku. Kemudian aku memotong daging menjadi potongan-potongan dan menaruhnya ke dalam kuali yang terbuat dari tanah (memasaknya) dan kembali menemui Rasulullah. Isteriku berkata, ”Jangan memalukan aku di depan Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya”. Jadi aku pergi menemuinya dan mengatakan kepada beliau secara diam-diam, “Ya Rasulullah! Saya telah menyembelih haiwan betina milik kita dan kami memiliki satu Sha’ Gerts (sejenis gandum). Jadi datanglah bersama beberapa orang teman Anda. Rasulullah mengeraskan suaranya dan mengatakan, “Wahai saudaraku yang sedang menggali parit! Jabir telah menyiapkan makanan, mari kita pergi” Rasulullah berpesan kepadaku, “Jangan angkat daging yang ada di dalam kuali (dari tempat pembakarannya) atau adunan mu sampai aku datang”. Kemudian saya datang (ke rumahku) dan Rasulullah datang juga mendahului yang lainnya datang. Ketika aku datang kepada isteriku, dia berkata, “Apakah yang akan Allah tetapkan terhadap kamu?” Saya berkata, “Saya menyampaikan kepada Rasulullah apa yang kamu katakan.” Kemudian dia (isterinya) menyajikan adunan itu kepada Rasulullah dan dia (Rasul) memanggangnya dan memohon keberkatan Allah di dalamnya. Kemudian baginda (Rasul) maju ke depan di hadapan potongan-potongan daging yang ada di kuali dan pemanggangan dan berdo’a untuk keberkatan di dalamnya. Lalu baginda berkata (kepada isteriku), “Panggillah seorang wanita tukang roti untuk membuat roti bersamamu dan memasak potongan daging yang ada di kuali tersebut dan jangan angkat dari tempat pembakaran.” Mereka satu persatu hingga ribuan orang (mengambil dan memakan daging tersebut) dan demi Allah mereka semua telah makan dan ketika mereka selesai makan dan pergi, potongan daging yang berada di kuali masih penuh dengan daging seperti tidak berkurang dan adunan rotinya pun seperti tidak ada yang mengambil.
- Membekalkan Senjata Untuk Para Mujahidin
Diriwayatkan oleh Ummu Ziyaad r.a., “Dalam perang Khaibar saya sendiri dan 5 orang lainnya adalah wanita berada pada perang tersebut. Rasulullah Muhammad saw. mempelajari (keadaan ini) dan mengirimkan mereka untuk kita. Beliau (saw) berkata dengan marah, “Siapa yang mengizinkan kamu untuk keluar dari sini? Siapa yang membawa kamu ke tempat ini?” Kami berkata, “Ya Nabiullah! Kami sekarang bersatu dan kami memiliki pengubatan yang bersama kami, kami mampu membantu para mujahidin dengan membekalkan mereka dengan anak panah, dengan mengubati mereka ketika mereka sakit dan menyiapkan makanan bagi mereka.” Rasulullah kemudian mengizinkan kami untuk tinggal” . (HR. Abu Dawud) .
-
Memberikan Semangat Kepada Para Mujahidin Untuk Tetap Bertahan
Selama perang Uhud, Saffiyah binti Abdul Mutholib r.a., ibu saudara Rasulullah saw. berdiri dan mengayunkan tombak ke depan sambil berkata, “Apakah kamu mencuba mengalahkan Rasul?” Semoga Allah memberkatinya dan memberikan kedamaian kepadanya. Juga, selama perang Uhud, ketika Nusaibah binti Ka’ab, anak laki-lakinya Abdullah sedang terluka berat, dia (Nusaibah) membalut lukanya dan memerintahkan padanya,”Pergi dan perangilah orang-orang kafir itu wahai anakku!” Mendengar hal ini Rasulullah saw. tersenyum dan berkata, “Siapakah yang dapat memikul apa yang kamu pikul wahai Ummu Umarah!”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan